Rabu, 27 April 2016

Tafsiran Kejadain 16


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA
 

TAFSIRAN KEJADIAN 16
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pribadi Tafsiran Alkitab 1
 
Disusun Oleh:
Nama      : Caesilia Destachris
NIM        : 14212329
 
 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISEN
2015/2016
BAB 1
 

PENDAHULUAN

 

Alkitab terdiri dari 66 kitab, terbagi menjadi dua bagian besar yang disebut Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Terdiri dari 39 kitab PL dan 27 kitab PB. Kitab kejadaian adalah kitab pertama dari urutan kitab-kitab yang ada di Alkitab, kitab Kejadian ditulis oleh nabi Musa, yang biasa disebut kitab Pentateukh.

Kata Kejadian merupakan terjemahan dari istilah Inggris Genesis yang diambil dari bahasa Yunani melalui bahasa Latin. Kata ini berarti "asal usul, sumber atau menciptakan." Kata Ibrani בְּרֵאשִׁ֖ית  “bereshith” yang diterjemahkan dengan "pada mulanya" merupakan kata pertama dalam Alkitab bahasa Ibrani. Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, kebanyakan menggunakan gendre teks berbentuk narasi. Kitab Kejadian terdiri dari dua bagian besar, yaitu: bagian pertama yang terdiri dari pasal 1 sampai pasal 11 yang berbicara tentang “sejarah purbalaka” yang mencakup empat peristiwa penting, yaitu penciptaan (kejadian), kejatuhan manusia, air bah, dan menara babel. Bagian yang kedua mulai dari pasal 12 sampai pasal 50 yang berbicara sejarah nenek moyang bangsa Israel, yaitu Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf. Di dalam kitab Kejadian kebanyakan penggunaan gendre teks narasi khususnya pembahasan materi yang saya bahas dalam makalah ini pun termasuk gendre teksnya narasi yaitu Kejadian 16, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberi judul “Hagar dan Ismael”. Kejadian 16 merupakan salah satu kisah dari pada Abram, yaitu Abraham yang namanya diubah oleh TUHAN (Kej 17:5).


BAB 2

ISI

OBSERVASI

Kejadian 16:1-6

Istri Abram, yaitu Sarai adalah seorang perempuan mandul yang tidak mempunyai anak. Sarai meminta Abram untuk menghampiri Hagar hambanya, sebab pikirnya ia bisa mempunyai keturunan melalui Hagar. Abram menghampiri Hagar dan Hagar pun mengandung, dan ketika Hagar mengetahui bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan Sarai, nyonyanya. Sarai merasa terhina atas perlakuan Hagar lalu meminta pertanggung jawaban dari Abram atas apa yang ia alami. Sarai menindas Hagar hingga Hagar pergi dari rumah Abram.

 

Kejadian 16:7-14

Malaikat Tuhan menjumpai Hagar, yang pada saat itu Hagar pergi meninggalkan nyonyanya. Malaikat Tuhan meminta agar Hagar kembali dan merelakan dirinya di tindas oleh nyonyanya, kerena anak yang dikandungnya akan dibuat Tuhan sangat banyak keturunannya dan Hagar harus memberi nama anak yang dikandungnya Ismael. Kemudian Hagar menamai tempat dimana ia dijumpai Malaikat Tuhan dengan nama El-Roi.

 

Kejadian 16:15-16

            Hagar melahirkan anak bagi Abram dan menamainya sesuai dengan apa yang dipesankan malaikat Tuhan yaitu Ismael, dan pada waktu itu Abram berusia 86 tahun.

 

Kesimpulan:

            Kejadian 16 menceritakan tentang Sarai yang memberikan Hagar kepada Abram untuk mendapatkan keturunan seperti yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Tetapi ketika Hagar mengandung, ia memandang rendah akan Sarai, sehingga Sarai merasa terhina lalu menindas Hagar hingga pergi meninggalkannya, tetapi Tuhan mengasihi Hagar, karena anak yang dikandungnya, dengan mengutus malaikat-Nya kepada Hagar, supaya kembali kepada tuan dan nyonyanya sampai akhirnya Hagar melahirkn Ismael bagi Abram.

 


 

INTERPRETASI/PENAFSIRAN KEJ 16

Pendahuluan

Kisah yang dicatat dalam Kejadian 16 merupakan peristiwa yang penting, karena dalam pasal ini diceritakan salah satu dari keturunan Abram, yaitu Ismael yang adalah anak Abram melalui Hagar budak daripada Sarai. Kisah Hagar dan Ismael ini merupakan kelanjutan dari kisah perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya Kejadaian 15, dapat terlihat dalam terjemahan bahasa ibrani yang mengunakan kata וְ  yang merupakan perticle conjunction artinya “demikian, maka, dan, jadi, dsb” dalam kahus ini dari yang diterapkan untuk menunjukkan penjajaran atau hubungan.  Yaitu kisah dimana Allah berfirman meneguhkan (mengingatkan) akan janji-Nya kepada Abram[1] akan mendapat upah yang sangat besar, dan yang akan mewariskan semuanya itu adalah keturunannya sendiri, anak kandungnya), Sarai yang adalah seorang perempuan yang mandul, memberikan budaknya kepada Abram, suaminya supaya mendapat keturunan. Kerena dalam kitab Undang-Undang Hammurabi memperbolehkan seorang wanita mandul memberikan kepada suaminya seorang budak perempuan agar melaluinya sang suami bisa mendapat anak. [2]Kelanjutan kisah ini dapat Selanjutnya pasal 16 menceritakan bagaimana Tuhan tidak membiarkan Hagar yaitu budak daripada Sarai pergi meninggalkan Abram dan Sarai dalam kondisi mengandung seorang bayi laki-laki keturunan Abram, tetapi menjumpainya dan memberikan janji, yaitu keturunannya akan sangat banyak (Kej 16:10). Abram adalah anak dari Terah (Kej 11:27).

 

Penjelasan

Ayat 1-6

Ayat 1 dimulai dengan Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak (Now Sarai, Abram's wife, had borne him no children, NIV), ini merupakan penjelasan bahwa Sarai istri Abram (Kej 11:29) adalah seorang yang mandul (Kej 11:30). Dan Sarai ini mempunyai seorang hamba perempuan yang namanya Hagar yang artinya melarikan diri[3]  dapat dilihat juga dari karakteristik dari dirinya (Kej 16:6, 8). Hagar adalah orang Mesir kemungikinan Hagar diberikan saat Abram dan Sarai berada di Mesir, yang pada saat itu Firaun memberikan kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta, kepada Abram untuk mendapatkan Sarai (Kej 12:16).

Ayat 2-3, merupakan keluhan yang disampaikan Sarai kepada Abram “TUHAN, tidak memberi aku melahirkan anak.” setelah menunggu janji Tuhan selama sepuluh tahun (sejak TUHAN berfirman kepadanya pada pasal 15), Dan Sarai memberikan solusi agar Abram menghampiri Hagar budaknya sebagaimana adat yang berlaku pada waktu itu, (Go, sleep with my slave, Gen 16:2 NIV), artinya; Pergi, tidur bersama budakku. Sarai menyuruh Abram pergi untuk tidur bersama budaknya karana pikirnya mungkin oleh Hagarlah Sarai dapat memperoleh seorang anak. Di Timur Tengah istri yang tidak dapat beranak bukan hanya mendatangkan penyesalan tapi juga mungkin mengakibatkan perceraian. Orang percaya bahwa mempunyai anak atau tidak menunjukkan anugerah Allah atau kutuk-Nya  (Kel 23:26, Ul 7:14), demikian juga kesuburan atau kegersangan tanah (TB Mazm 107:33,34).[4] Kata mungkin dalam KKBI artinya tidak atau belum tentu; barangkali; boleh jadi; dapat terjadi; oleh sebab itu solusi yang diberikan Sarai kepada Abram untuk merespon janji Tuhan[5] pun belum tentu terjadi. Dan Abram mendengarkan (agree, setuju) perkataan Sarai, setelah itu Sarai memberikan Hagar kepada Abram untuk menjadi istrinya (אִשָּׁה -ishshah) penggunakan kata yang sama dengan ayat 1 yang menyatakan Sarai adalah Istri Abram, jadi ketika Sarai memberikan Hagar kepada Abram kedudukan dalam rumah tangga antara Sarai dan Hagar adalah sama derajatnya, biasa disebut gundik (bd. Bilha, 29:29:. 30: 3:. Zilpa 29:24: 30: 9)

Ayat 4-6, Abram berbuat seperti yang diminta oleh istrinya Sarai. Ia tidur (menghampiri) Hagar, lalu mengandunglah Hagar. Dan ketika Hagar tahu bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan nyonyanya dalam Bahasa terjemahan NIV kata memandang rendah diartikan despise artinya menghina, sangat menghina (KJV) jadi Hagar sangat menghina Sarai akibat Sarai tidak bisa mempunyai anak (mandul). Jika dalam Bahasa Ibrani menggunkan kata  גְּבִרְתָּ֖הּ (gebereth) artinya yang mengambil seorang terdakwa artinya orang yang didakwa (dituntut, dituduh) telah melakukan tindak pidana dan adanya cukup alasan untuk dilakukan pemeriksaan di muka persidangan; jadi seperti seolah-olah Hagar mendakwa Sarai, bahwa Abram tidak memiliki keturunan dan menggenapi janji TUHAN akibat kemandulan Sarai, padahal pada ayat 2 jelas mengatakan bahwa TUHAN yang membuat Sarai tidak mempunyai anak, menutup kandungannya (Kej 20:18). Hal ini membuat Sarai tidak tahan atas perlakuan Hagar terhadap dirinya yang menyebabkan Sarai kemudian menyalahkan Abram atas peristiwa ini. "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu;” Tuduhan yang disampaikan oleh Hagar bahwa Sarailah yang menyebabkan Abram tidak dapat memiliki keturunan tetapi jika dilihat pada pasal sebelumnya yaitu Kej 15:1 Abram mengalami rasa takut, dan kemudian TUHAN berfirman “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu;”. Oleh sebab itu (ayat 5) Sarai juga mengatakan  kepada Abram bahwa “TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau." Entah yang membuat TUHAN belum menggenapi janji-Nya akibat kesalahan Abram atau Sarai. Kemudian Abram menyerahkan Hagar kepada Sarai, dan hal yang dipandang baik oleh Sarai adalah menindas Hagar, sehingga Hagar pergi meninggalkannya,  akibat penindasan yang dialami Hagar.

 

Ayat 7-14

Ayat 7, merupakan kelanjutan paragraph sebelumnya, dimana Hagar pergi meninggalkannya rumah Abram,  akibat penindasan yang dilakukan Sarai kepada Hagar, lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur sebelum ia sampai ketempat tujuan pelariannya. Lokasi geografis mata air di padang gurun, mungkin ini di sebelah selatan Bersyeba dalam perjalanan ke Mesir, karena Hagar adalah orang Mesir. Ia hendak menuju Syur di perbatasan Mesir.[6]

Ayat 8-11, Malaikat TUHAN yang menjumpai Hagar dekat suatu mata air di padang gurun bertanya kepada Hagar, “dari manakah datangmu (Hagar) dan ke manakah pergimu?" Hagar pun menjawab dengan jujur bahwa ia pergi meninggalkan nyonyanya, Sarai, akibat penindasan, menganiayaan yang dialaminya. Malaikat TUHAN menyampaikan dengan permintaan agar Hagar kembali kepada nyonyanya, serta merelakan dirinya ditindas di bawah kekuasaan Sarai. Kata yang digunakan תּחַת יָדֶיהָ  artinya merendahkan diri. Sebaliknya ia mendapat janji, bahwa TUHAN akan membuat sangat banyak keturunan Hagar, sehingga ia tidak dapat dihitung karena banyaknya, dapat terlihat bahwa Hagar adalah wanita pertama yang menerima pemberitaan kelahiran dan wanita pertama yang menerima janji dari Tuhan. Dengan tetap tunduk dalam rumah tangga Abram[7]. Dan anak yang dikandung Hagar dan akan dilahirkannya, adalah seorang anak laki-laki dan ia harus menamainya Ismael (יִשְׁמָעֵ֔אל  - yisyma`el) sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasannya dan dimaksudkan untuk mengingatkan hagar akan campur tangan TUHAN yang istimewa untuk kepentingannya.[8]

Ayat 12, selanjutnya malaikat TUHAN menceritakan apa yang akan terjadi kelak terhadap anak yang dikandung oleh Hagar, yaitu; Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya. “Keledai liar” dalam Bahasa asli  פֶּ֣רֶא (pere), keledai binatang tradisional bangsa Semit yang setengah pengembara (Kej 12:16), untuk alat bekerja (Ul 22:10; Yes 30:24) dan untuk di-naiki (Kej 4:20; Bil 22:22 dan seterusnya).[9] Binatang yang tidak dapat dijinakan, yang mengembara di padang gurun semaunya.[10] פֶּ֣רֶא אָדָ֔ם  (seekor keledai liar dari manusia) menunjukkan gaya hidup konvensi sosial diterima di luar (Hos 8: 9) dan juga mengantisipasi gurun kediamannya (Ayub 24: 5; 39: 5-8). Gambar keledai liar juga bisa menyampaikan hasrat keinginan Yerusalem (Yer 02:24). (2) kemandirian Nya dijelaskan lebih lanjut oleh perilaku bermusuhan terhadap "semua orang," (3) memunculkan respon yang sesuai[11]. His hand will be against every man (KJV) artinya tangannya akan melawan setiap orang, tetapi makna dari kata ini, bukanlah dimaksud menentang Israel yaitu keturunan daripada Ishak. Ismael dan Ishak memang bersaudara karena berasal dari ayah yang sama yaitu Abram, dan memang ada suatu saat Sara[12] melihat Ismael sedang bermain dengan Ishak dan Sarai “marah”, sebagaimana tercatat dalam Kejadian 21:8-10 yang mengakibatkan Ismael dan Hagar diusir dari rumah Abraham. Tetapi dalam Kejadian 25:9 kedua anak Abraham itu bersama-sama memakamkan ayah mereka. Dalam budaya Yahudi itu merupakan tanda keakraban saudara sedarah. Keturunan Ismael dan Ishak tidak berkelahi, saling berlawanan, sebagai bukti, seorang keturunan Ismael menjadi orang yang mengepalai tentara pasukan Daud (2 Samuel 17:24-25) serta ada yang menjadi seorang yang mengawasi unta-unta (1 Tawarikh 27:30). 

Ayat 13-14,  frasa, El-Roi ( אֵ֣ל רֳאִ֑י  - El ro’iy), You are the God who sees me (NIV) yang artinya “Engkaulah TUHAN yang melihat saya.” TUHAN telah melihat Hagar, juga saat ia pergi melarikan diri dari rumah Abram dan telah menyelamatkan dia, dalam Kej 32:30 dan Kel 33:20 bahwa jika manusia melihat Tuhan berarti akan mati tetapi ketika Hagar melihat-Nya ternyata Hagar masih tetap hidup. Oleh sebab itu, dalam ayat 14, “Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.” בְּאֵ֥ר לַחַ֖י רֹאִ֑י  - well of the living one (the one who is alive) who sees me, baik dari satu (orang yang hidup) hidup yang melihat saya. Sampai penulisan ayat ini sumur dimana Malaikat TUHAN menjumpai Hagar diberi nama Lahai-Roi, untuk memperingati bahwa ketika Hagar bertemu dengan TUHAN, Hagar tidak mati.

 

Ayat 15-16

Hagar merespon perintah TUHAN untuk kembali dan merelakan diri untuk ditindas oleh Sarai, yaitu kembali kerumah Abram. Kemudian Hagar pun melahirkan anak bagi Abram, yaitu seorang anak laki-laki dan Abram pun menamainya Ismael (TUHAN mendengar), sesuai dengan pesan TUHAN yang diberikan kepada Hagar ketika ia pergi meninggalkan Abram dan Sarai. Hagar yang pada saat posisi menjadi hamba (budak) Sarai, mendapat perintah TUHAN dan jikalau ia merespon perintah TUHAN maka ia akan menerima janji itu, dalam ayat 15 nampak bahwa Hagar kembali kerumah Abram dan melahirkan anaknya disana, Hagar mendengarkan pesan TUHAN agar ia kembali dan membiarkan dirinya di tindas oleh Sarai (ayat 9) pada saat itu Abram berusia 86 tahun, pemberitahuan dari usia Abram, yang delapan puluh enam saat lahir Ismael, melacak kronologis realitas mustahil dari anak yang dijanjikan (12: 4: 17: 1.17.24: 18: 11-14: 21: 5)[13]. Janji TUHAN pun digenapi dalam kehidupan Hagar, terbukti dalam Kej 25:12-16 bahwa keturunan Ismael dibuat TUHAN menjadi sangat banyak 12 orang raja masing-masaing dengan suku, kampung dan kemahnya mulai dari daerah Hawila sampai Syur yang letaknya di sebelah timur Mesir kea rah Asyur.

 

Kesimpulan : Pembahasan teks diatas menjelaskan tentang sosok pribadi; Sarai, Abram, dan Hagar, serta Ismael, dimana Sarai serta Abram seperti putus asa menanti janji Tuhan yang diberikan kepada Abram, ia yang dijanjikan TUHAN akan memiliki keturunan, bahkan yang akan mewarisi semua hartanya adalah anak kandungnya sendiri, tetapi Abram memilih mengambil keputusan untuk mengikuti usulan yang diberikan oleh istrinya memakai tradisi yang berlaku pada saat itu, untuk memberikan budak kepada suami sehingga anaknya akan menjadi anak nyonyanya. Dan Hagar yang seorang budak yang mengalami penindasan tetapi tetap mendapat perhatian dari TUHAN, diberikan pesan, dan ia lakukan, dan janji TUHAN pun digenapi satu persatu dalam hidupnya. Ia melahirkan anak laki-laki, yang bernama Ismael dan  memiliki keturunan yang dikatakan banyaknya ada 12 orang raja.

 

APLIKASI

Pembelajaran yanga dapat kita petik dari pembahasan tersebut diatas mengajarkan hal yang menarik berkaitan dengan keterlibatan Tuhan didalam kehidupan Hagar. Bagaimana Tuhan tidak pernah memandang bulu (Rm 2:11) dalam hal entah suku, status social dsb, untuk memperhatikan manusia, bahkan menyampaikan pesan-Nya untuk mendatangkan kebaikan menerima janji yaitu berkat Tuhan. Asal kita mendengar (peka) dengan baik pesan Tuhan, percaya bahwa Tuhan sanggup menepati janji-Nya dengan cara-Nya Tuhan, dan terakhir kita harus tanpa ragu-ragu, menjalankan pesan Tuhan yang Tuhan sudah berkan kepada kita.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Alkitab, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010)

Francis Brown-Driver-Briggs, The Brown-Driver-Briggs Hebrew and English Lexicon, (Hendrickson Publishers, 1994)

John J. Davis, Eksposisi kitab Kejadian suatu Telaah, (Malang: Gandum Mas, 2001)

F.L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990)

Mathews, Kenneth, New International Version, The New Amercan Commentary, Genesis 11:27-50:26 Vol. 1B, (Nashville, Tennessee: 2005)

Alkitab SABDA Applikasi

Bible Works 9




[1] Kejadian 12:1-3, Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
[2] Dr. F.L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah, (BPK Gunung Mulia, Jakarta: 1990), hal. 122.
[3] Francis Brown-Driver-Briggs, The Brown-Driver-Briggs Hebrew and English Lexicon, (Hendrickson Publishers, 1994), 212.
[4] Alkitab Sabda, id ensiklopedi alkitab (mandul) 01378
[5] Kejadian 15:4-5 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
[6] Dr. F.L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah, (BPK Gunung Mulia, Jakarta: 1990), hal. 123.
[7] Kennenth A. Mathews, New International Version, The New Amercan Commentary, Genesis 11:27-50:26 Vol. 1B, (Nashville, Tennessee: 2005), hal. 189.
[8] John J. Davis, Eksposisi kitab Kejadian suatu telaah, (Gandum Mas, Malang: 2001), hal. 202.
[9] Alkitab Elektonik Sabda 4
[10] John J. Davis, Eksposisi kitab Kejadian suatu telaah, hal. 202.
[11] Kennenth A. Mathews, New International Version, The New Amercan Commentary, Genesis 11:27-50:26 Vol. 1B, hal. 190.
[12] Nama yang diubah dari Sarai menjadi Sara - Kejadian 17:15
[13] Kennenth A. Mathews, New International Version, The New Amercan Commentary, Genesis 11:27-50:26 Vol. 1B, (Nashville, Tennessee: 2005), hal. 192.

1 komentar: